Dampak Mengerikan Kejahatan Siber : Kerugian Triliunan Dolar

Kejahatan siber merupakan ancaman serius yang tak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga memperlambat penyelesaian kasus dan menciptakan kesenjangan tenaga kerja. Diperlukan upaya kolektif untuk meningkatkan keamanan siber di tingkat nasional.

Menurut data terbaru dari Institut Auditor Internal (IIA), kejahatan siber telah merugikan dunia hingga 8 triliun dolar AS di tahun 2023. Angka ini diprediksi akan terus meningkat, dengan proyeksi kerugian akibat ransomware mencapai 265 miliar dolar AS di tahun 2031.

"IIA melaporkan bahwa kerugian akibat kejahatan siber di seluruh dunia pada tahun 2023 mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu sekitar 8 triliun dolar AS," ungkap Sophia Wattimena, Ketua Dewan Audit OJK, dalam acara Risk & Governance Summit 2023.

Lebih lanjut, Sophia menjelaskan bahwa menyelesaikan satu kasus kejahatan siber membutuhkan waktu rata-rata 277 hari. Hal ini diperparah dengan kesenjangan tenaga kerja di industri keamanan siber yang mencapai 3,4 juta orang.

"Tentu saja ini menjadi isu yang sangat kritis dan membutuhkan kesiapsiagaan dari seluruh organisasi," tegas Sophia.

Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa Indonesia tak luput dari ancaman siber. Sejak Januari hingga Oktober 2023, tercatat 361 juta serangan siber telah terjadi di Indonesia.

"Angka ini menunjukkan bahwa serangan siber merupakan ancaman nyata yang perlu diwaspadai dan ditangani dengan serius," kata Sophia.

LINK TERKAIT